Rektor Universitas Negeri Jakarta, Dr Bejo Sunyoto, mengungkapkan pada seminar pendidikan nasional, di Gedung Pusat Bahasa Indonesia Jakarta, Minggu kemarin. Para guru dihimbau untuk menyampaikan gagasan atau pemikiran (aspirasi) dalam bentuk tulisan di media massa agar bisa tersebar ke masyarakat luas.
Dan katanya, hal itu karena kalangan kalangan guru memiliki massa yang besar di Indonesia menurut catatan jumlahnya mencapai 2,7 juta orang. Melalui kekuatan massa sebesar itu, terang Bejo, kalangan guru bisa memberikan perlawanan bila menemui kebijakan atau peraturan yang merugikan. Tapi, terangnya lagi, walaupun para guru mempunyai massa yang cukup banyak itu, bukan berarti harus menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi turun kejalan, bukan-bukan begitu maksudnya, ungkap bejo serius.
"Tapi bisa disampaikan secara cerdas dengan mengeluarkan gagasan atau pikiran melalui tulisan pada berbagai media massa, sehingga gagasan bisa dibaca oleh masyarakat,"
tutur Bejo saat menjadi pembicara dalam seminar yang diikuti sekitar 200 guru dan pengawas sekolah.
Ungkapan senada juga datang dari, Prof Dr Winarno Surakhmat, menurutnya, perlawanan para guru harus disampaikan secara positif, tidak turun kejalan karena hal seperti belum tentu menyelesaikan masalah katanya. "Bagaimana kita semakin (berupaya) pintar, sehingga kita bisa mengurus diri sendiri," harap mantan Rektor IKIP Jakarta ini.
Masih katanya, kekuatan guru di tanah air ini luar biasa. Guru bisa menjadi penggembira politik, dan bahkan guru bisa menyebabkan jatuhnya seorang bupati, ketika guru dihalau hanya karena bertanya. Namun, ia juga mengkritisi kurang disiplinnya para guru di Indonesia, meskipun secara kemampuan tidak kalah pintar dari guru di negara lain. "Pada umumnya guru di tanah air kurang disiplin. Guru-guru kita tidak kalah pintar, tapi kurang disiplin," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment